Thursday, October 25, 2018

Teori Nilai Uang

Ada berbagai mata uang yang beredar di dunia. Masing-masing mata uang tersebut tidaklah memiliki nilai yang sama meskipun nominal yang tertera sama. Misalnya saja, Rp10000,- tentu sangat berbeda dengan $10000,- padahal nominal yang tertulis sama-sama 10000.


Nilai uang selalu menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyak teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang ini membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang

Teori nilai uang dibagi menjadi 3 yaitu:

a.   Teori barang
1.   Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat dari logam yang bernilai tinggi. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith.
2.   Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang.

b. Teori nominalisme
1.   Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.
2.   Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
3.   Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah dalam pertukaran.
4.   Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena ada tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J. S. Mill.
5.   Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.


c. Teori internal
Teori ini didasarkan pada kemampuan uang untuk ditukarkan dengan sejumlah barang/jasa tertentu. Dalam ekonomi moneter teori ini disebut juga Teori permintaan uang. Teori internal ini meliputi :

1. Teori kuantitas  (quantity  theory

Teori ini menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi harga barang, dan sebaliknya. Hal tersebut dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :
M= k. P
Keterangan:
M (money)
= Jumlah uang yang beredar
k (constanta)
= Perbandingan konstan
P (price)
= Harga barang

2. Teori transaksi (e change equation)

Disebut juga sebagai teori kuantitas uang (Quantity theory). Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher dalam bukunya The Purchasing of Money (teori daya beli uang): “Pada hakikatnya perubahan jumlah uang beredar akan menimbulkan perubahan harga barang pada umumnya."

Menurut teori ini nilai uang tergantung pada jumlah uang yang beredar, kecepatan uang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang diperdagangkan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
M . V = P . T
Keterangan:
M (money)
= Jumlah uang yang beredar
V (velocit  of circulation)
= Kecepatan peredaran uang
P (price)
= Harga barang
T (transaction of goods)
= Jumlah barang yang diperdagangkan

3. Teori persediaan kas (cash balance theory )

Juga dikenal dengan sebutan teori sisa tunai. Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari teori kuantitas oleh Irving Fisher.

Dalam teori ini dinyatakan bahwa tinggi rendahnya nilai uang tergantung dari jumlah uang yang ditahan/disimpan masyarakat untuk persediaan kas. Dan persediaan kas masyarakat akan sangat bergantung pada jumlah pendapatan yang diterima dan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
M = k . P . Y
Keterangan:
M (money)
= Jumlah uang yang beredar
k (koefisien)
= koefisien (keinginan untuk menahan uang sebagai persediaan kas)
P (price)
= Harga barang
Y (income)
= Pendapatan

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan: Nilai uang akan ditentukan oleh peredaran uang. Peredaran uang akan tergantung dari kebiasaan masyarakat dalam memegang uang tunai. Makin besar bagian dari pendapatan masyarakat yang disimpan, maka akan semakin lambat laju kecepatan peredaran uang. Dan sebaliknya, semakin sedikit kebiasaan masyarakat memegang uang, maka akan semakin cepat laju peredaran uang.

Sumber :
- Ekonomikelasx.blogspot.com
- Buku Ekonomi 1 kelas X oleh Supryanto Ali

1 comment:

Post terbaru

Bukan dari kertas! Uang kertas ternyata dibuat dengan bahan ini

Pernah merasa penasaran mengapa uang rupiah kertas yang selama ini kita pegang dan gunakan ternyata lebih tahan lama dari pada lembaran ...

Post Populer