Pengeluaran dan pengedaran uang rupiah TE 2016 merupakan
upaya Bank Indonesia untuk memenuhi amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang, khususnya terkait dengan ciri uang rupiah yang belum ada
pada uang seri sebelumnya. Cir-ciri tersebut adalah:
Rupiah
emisi 2016
|
Emisi
sebelumnya
|
Frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia”
|
Tidak ada
|
Tanda tangan Pemerintah (Menteri Keuangan) dan Bank Indonesia
(Gubernur BI)
|
Tanda tangan Gubernur dan Deputi Gubernur BI
|
Teks “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia Mengeluarkan Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah Dengan Nilai”
|
Teks “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bank Indonesia Mengeluarkan
Uang Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah Dengan Nilai”
|
Gambar Pahlawan Nasional atau Presiden pada bagian depan uang
|
Sudah dilakukan namun masih bervariasi (tidak terdapat pada semua
pecahan uang)
|
Pencantuman gambar pahlawan merupakan bentuk penghargaan atas jasa yang telah mereka berikan bagi negara Indonesia. Selain itu, semangat kepahlawanan dan nilai-nilai patriotisme para pahlawan diharapkan dapat menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia.
Gambar pahlawan yang dicantumkan pada Rupiah TE 2016 adalah:
Uang logam
- Rp100 : Prof. Dr. Ir. Herman Johannes
- Rp200 : Dr. Tjiptomangunkusumo
- Rp500 : Letjen TNI T. B. Simatupang
- Rp1000 : Mr. I Gusti Ketut Pudja
Uang kertas
- Rp1.000 : Tjut Meutia
- Rp2.000 : Mohammad Hoesni Thamrin
- Rp5.000 : Dr K. H. Idham Chalid
- Rp10.000 : Frans Kaisiepo
- Rp20.000 : Dr. G .S. S. J. Ratulangi
- Rp50.000 : Ir. H. Djuanda Kartawidjaja
- Rp100.000 : Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta
Hal ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan keragaman seni, budaya, dan kekayaan alam Indonesia. Keragaman dan keunikan alam dan budaya yang ditampilkan dalam uang Rupiah diharapkan dapat semakin membangkitkan kecintaan terhadap tanah air.
Tarian daerah dan keindahan alam yang ditampilkan pada masing-masing pecahan Rupiah TE 2016 adalah:
- Rp1.000 : Tari Tifa, Pemandangan Alam Banda Neira dan Bunga Anggrek Larat
- Rp2.000 : Tari Piring, Pemandangan Alam Ngarai Sianok dan Bunga Jeumpa
- Rp5.000 : Tari Gambyong, Pemandangan Alam Gunung Bromo dan Bunga Sedap Malam
- Rp10.000 : Tari Pakarena, Pemandangan Alam Taman Nasional Wakatobi dan Bunga Cempaka Hutan Kasar
- Rp20.000 : Tari Gong, Pemandangan Alam Derawan, dan Bunga Anggrek Hitam
- Rp50.000 : Tari Legong, Pemandangan Alam Taman Nasional Komodo, dan Bunga Jepun Bali
- Rp100.000 : Tari Topeng, Pemandangan Alam Raja Ampat dan Bunga Anggrek Bulan
Bahan baku pembuatan uang Rupiah TE 2016
Sesuai dengan amanat UU No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, bahan baku uang rupiah mengutamakan produk dalam negeri dengan tetap menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing.
Bahan baku pembuatan uang Rupiah TE 2016 adalah kertas uang yang terbuat dari serat kapas. Serat kapas dinilai lebih lentur, tidak mudah sobek dan tahan panas sehingga lebih awet untuk penggunaan sehari-hari masyarakat. Sedangkan bahan baku pembuatan uang logam rupiah adalah jenis logam nikel plated steel.
Serat Kapas dan Nikel Plated Steel sebagai bahan baku Rupiah TE 2016 |
Unsur pengaman pada uang Rupiah TE 2016
Seperti yang banyak disosialisasikan pemerintah, cara mudah dan efektif untuk mengenali keaslian uang kertas rupiah adalah menggunakan panca indera melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Pada emisi 2016 ini, dilakukan beberapa inovasi baru yaitu:
Dilihat
Unsur pengaman yang dapat terlihat adalah Multicolor Latent Image, benang pengaman, color shifting (tinta berubah warna).
1) Multicolor Latent Image
Pada uang kertas Rupah TE 2016, terdapat unsur pengaman baru berupa Multicolor Latent Image yang dapat dikenali dengan cara dilihat. Unsur pengaman ini terdapat pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000.
Unsur Pengaman Multicolor Latent Image pada Rupiah TE 2016 |
2) Benang Pengaman
Unsur pengaman lain yang dapat dilihat adalah adanya benang pengaman. Benang pengaman tersebut terlihat seperti dianyam ataupun tertanam pada kertas uang. Pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 benang pengaman ini dapat berubah warna jika dilihat dari sudut
pandang tertentu.
Diraba
Unsur pengaman yang dapat dikenali dengan cara diraba adalah tekstur kasar dan kode tuna netra
1) Tekstur kasar
Teknik cetak khusus akan terasa kasar pada: gambar utama, gambar lambang negara “Garuda Pancasila”, angka nominal, huruf terbilang, frasa “NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA” dan tulisan “BANK INDONESIA”.
Unsur Pengaman berupa tekstur yang kasar pada Rupiah TE 2016 |
Kode tuna netra pada uang kertas Rupiah TE 2016 bentuknya berupa pasangan garis yang terdapat di sisi kanan dan kiri uang. Jumlah pasangan garis pada masing-masing sisi ini berbeda pada setiap pecahan uang, yaitu:
- Pecahan Rp2.000 : 6 pasang garis
- Pecahan Rp5.000 : 5 pasang garis
- Pecahan Rp10.000 : 4 pasang garis
- Pecahan Rp20.000 : 3 pasang garis
- Pecahan Rp50.000 : 2 pasang garis
- Pecahan Rp100.000 : 1 pasang garis
Unsur Pengaman berupa kode tuna netra pada Rupiah TE 2016 |
Unsur pengaman pada Rupiah TE 2016 yang dapat dikenali dengan cara diterawang adalah tanda air, ornamen, dan gambar saling isi.
1) Tanda air
Berupa gambar pahlawan, terdapat pada semua pecahan uang kertas.
2) Ornamen (electrotype)
Logo Bank Indonesia dalam ornamen tertentu akan terlihat apabila diterawang ke arah cahaya pada pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, dan Rp10.000
Unsur Pengaman berupa tanda air dan ornamen pada Rupiah TE 2016 |
Logo Bank Indonesia akan terlihat utuh apabila diterawang ke arah cahaya
Unsur Pengaman berupa gambar saling isi pada Rupiah TE 2016 |
Selain metode 3D, cara lain untuk mengenali ciri keaslian uang kertas rupiah adalah dengan menggunakan alat bantu sederhana berupa sinar ultraviolet dan kaca pembesar.
1) Sinar Ultraviolet (UV)
Dengan menggunakan sinar UV untuk menyinari uang rupiah TE
2016 akan terlihat perubahan warna pada nomor seri uang. Nomor seri pada uang
kertas akan berubah warna dari hitam menjadi hijau dan dari merah menjadi
oranye.
Selain itu, akan terlihat gambar yang tidak terlihat hanya
dengan sinar matahari atau sinar lampu biasa. Pada pecahan Rp100.000 akan
terlihat gambar burung Elang Bondol.
Perubahan warna dan gambar dengan sinar UV pada Rupiah TE 2016 |
2) Kaca Pembesar
Mikroteks adalah tulisan berukuran sangat kecil yang hanya bisa dilihat dengan bantuan kaca pembesar. tulisan mikroteks akan terlihat pada gambar utama bagian belakang uang kertas Rupiah. Pada pecahan Rp50.000 akan terlihat tulisan “BI50000” berulang-ulang.
Mikroteks pada Rupiah TE 2016 |
No comments:
Post a Comment