Monday, November 5, 2018

Pengaruh Jumlah Uang yang Beredar terhadap Tingkat Harga


Sering kali kita dengar seseorang mengajukan usul untuk mengatasi masalah keuangan dengan pertanyaan: “Kenapa tidak cetak saja uang lebih banyak? Biar semua kebagian dan tidak ada lagi yang kekurangan uang.”

Nah, apa benar mencetak uang sebanyak-banyaknya dapat mengatasi masalah yang ada? Atau jangan-jangan malah menambah masalah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak info seputar Pengaruh Jumlah Uang yang Beredar terhadap Tingkat Harga berikut:

Menurut teori klasik, bertambahnya jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja. Jumlah output yang dihasilkan dalam perekenomian tidak berubah.
Artinya, jika barang yang semula berharga Rp10.000,- jika pemerintah menambah jumlah uang di pasaran, akibatnya adalah harga barang tersebut akan naik, sebut saja Rp100.000,- dengan demikian, jumlah barang yang bisa dibeli tidak bertambah meski pun jumlah uang yang dipegang bertambah.
Berikut beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut:

Teori David Ricardo

David Ricardo
David Ricardo berpendapat bahwa jumlah uang atau kuantitas uang yang beredar akan memengaruhi tingkat harga.
Jika uang beredar bertambah, maka harga-harga akan naik. Dan sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar berkurang maka harga barang cenderung turun.
Jadi secara matematis, jumlah uang yang beredar berbanding lurus dengan tingkat harga.
M = k . P
Keterangan:
M
=
Jumlah uang beredar
k
=
Konstanta
P
=
Tingkat harga
Dalam teori ini, David Ricardo mengasumsikan bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat/media pertukaran. Oleh karena itu, setiap pengurangan atau pertambahan uang beredar berhubungan langsung dengan tingkat harga.
Teori Irving Fisher (Kuantitas Uang)
Irving Fisher
Pada mulanya, teori kuantitas uang tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas, tetapi lebih menjelaskan tentang peranan uang dalam perekonomian.
Secara sederhana, Irving Fisher merumuskan teorinya dalam persamaan:
M . V = P . T
Keterangan:
M
=
Jumlah uang beredar
V
=
Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang berpindah tangan
P
=
Harga dari barang
T
=
Volume barang yang menjadi objek transaksi
Menurut teori ini, perubahan jumlah uang beredar akan mengakibatkan perubahan secara proposional. Artinya, jika jumlah uang naik dua kali lipat maka tingkat harga juga naik dua kali lipat.
Untuk memahami hubungan proporsional tersebut, perhatikan contoh perhitungan berikut:
Jika jumlah uang yang beredar 25 (M=25), tingkat perputaran uang 4 (V=4) dan volume atau banyaknya barang yang menjadi objek transaksi 100 (T=100), maka:
P
=
(MV)/T

=
(25*4)/100 = 1
Jika M naik 2 kali lipat menjadi 50 (M=50), maka:
P
=
(MV)/T

=
(50*4)/100 = 2
Dari perhitungan sederhana tadi, terlihat bahwa perubahan jumlah uang yang beredar sebanding dengan akibat perubahan harga yang ditimbulkannya.
Teori Alfred Marshall
Alfred Marshall
Alfred Marshall merupakan tokoh ekonomi dari Universitas Cambridge, Inggris. Ia tidak menekankan pada perputaran uang dalam suatu periode tetapi pada proporsi pendapatan nasional (Gross National Product) yang diwujudkan dalam bentuk kas.
Secara matematik sederhana, teori Marshall dapat dirumuskan sebagai berikut:
M = k . PY
Keterangan:
M
=
Jumlah uang beredar
k
=
Proporsi/bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk kas
PY
=
GNP / Pendapatan Nasional
Berdasarkan persamaan di atas, Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output dalam perekonomian, tetapi sudah terwakili oleh Y.
Dalam teori ini, tersirat pengertian tentang permintaan uang. Di sini Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya diwujudkan dalam bentuk kas. Dengan demikian, persamaan Marshall ini menunjukkan adanya keinginan untuk memegang uang kas.
Hubungan proporsional antara jumlah uang dengan harga dalam persamaan Irving Fisher pun dapat dijelaskan dengan menggunakan persamaan Marshall.
Misalnya, diketahui k=1/4 (berarti ¼ bagian dari GNP diwujudkan dalam bentuk uang kas). Apabila GNP (PY) sama dengan 400, maka keinginan masyarakat untuk memegang uang kas adalah:
M
=
k . PY

=
(1/4) * 400 = 100
Apabila GNP naik 2 kali lipat menjadi menjadi 800, maka besarnya uang kas yang diminta masyarakat juga naik 2 kali menjadi (1/4) * 800 = 200

Sumber:
BSE Ekonomi kelas 10 Nurcahyaningtyas

No comments:

Post a Comment

Post terbaru

Bukan dari kertas! Uang kertas ternyata dibuat dengan bahan ini

Pernah merasa penasaran mengapa uang rupiah kertas yang selama ini kita pegang dan gunakan ternyata lebih tahan lama dari pada lembaran ...

Post Populer