Tuesday, November 27, 2018

Pendapatan Nasional | Tolak Ukur Kemakmuran Bangsa


Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu negara. 

Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Pendapatan Nasional sebagai salah satu indikator kemakmuran suatu bangsa



Sejarah

Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665.

Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Pendapatnya ini mendapat tentangan dari para ahli ekonomi modern yang berpendapat konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional.

Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (PNB)/ Gross National Product (GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Konsep Pendapatan Nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional:

1) Produk domestik bruto (GDP)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Jadi, dalam GDP ini, penghasilan warga negara asing yang bermukim di negara Indonesia juga masuk dalam perhitungannya.

Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Perhitungan GDP dilakukan menurut rumus:
GDP = Pendapatan WNI  dalam negeri + Pendapatan WNA dalam negeri

2) Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Jadi, dalam GNP ini, penghasilan warga negara Indonesia yang berbisnis di luar negeri juga akan dihitung. Akan tetapi, penghasilan perusahaan cabang negara asing, Jepang misalnya, tidak akan dihitung.

Perhitungan GNP dilakukan menurut rumus:
GNP = Pendapatan WNI dalam negeri + Pendapatan WNI luar negeri – Pendapatan WNA dalam negeri

3) Produk Nasional Netto (NNP)

NNP merupakan konsep pendapatan nasional yang hanya melihat laba yang diperoleh. NNP merupakan nilai bersih dari suatu produksi setelah GNP dikurangi penyusutan dalam proses produksi.

Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meski pun relatif kecil.

Perhitungan NNP dilakukan menurut rumus:
NNP = GNP – Depresiasi (Penyusutan barang modal)

4) Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.

Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung ditambah subsidi yang dikeluarkan pemerintah.

Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah.

Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu dibuat lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya subsidi BBM, subsidi pupuk atau subsidi beras.

Perhitungan NNI dilakukan menurut rumus:
NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi

5) Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.

Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi/laba ditahan (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun /asuransi (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Perhitungan PI dilakukan menurut rumus:
PI = NNI + Transfer Payment – Pajak Perusahaan – Iuran pensiun/asuransi/jaminan sosial – Laba ditahan

6) Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Perhitungan DI dilakukan menurut rumus:
DI = PI – Pajak Langsung


7) Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk pada suatu negara pada waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi nilai Produk Domestik Bruto (GDP)  atau Produk Nasional Britp (GNP) tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
 
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai indikator pembangunan yang menunjukkan tingkat kesejahteraan rakyat. Selain itu, pendapatan per kapita sering digunakan untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antar negara.

Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

1.Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Dalam pendekatan ini pendapatan nasional menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam satu periode tertentu.

2.Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

3.Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X – M)

(Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan Pendapatan Nasional, baca juga: Menghitung Pendapatan Nasional)

Pertumbuhan Ekonomi
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(GDPs-GDPk)/GDPk} x 100%

Keterangan: 

g
=
Tingkat pertumbuhan ekonomi
GNPs
=
GNP riil tahun sekarang
GNPk
=
GNP riil tahun kemarin

Contoh soal :
GNP Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan GNP pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ? 

jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19% 

Manfaat Penghitungan Pendapatan Negara

1.Mengukur tingkat kemakmuran suatu negara
2.Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
3.Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya.
4.Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah
5.Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara dan perbandingannya dengan negara lain.
6.Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
7.Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. 

Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological comsumption  yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

Sumber:
https://blog.ruangguru.com/pengertian-manfaat-dan-cara-menghitung-pendapatan-nasional



No comments:

Post a Comment

Post terbaru

Bukan dari kertas! Uang kertas ternyata dibuat dengan bahan ini

Pernah merasa penasaran mengapa uang rupiah kertas yang selama ini kita pegang dan gunakan ternyata lebih tahan lama dari pada lembaran ...

Post Populer